Minggu, 14 Agustus 2011

Probiotik, Amankah untuk Bayi?



Beberapa dari orang tua tak mau repot dalam menangani penyakit yang sering terjangkit pada balitanya. Dengan kemajuan teknologi, kabarnya probiotik dapat mencegah bayi mudah terjangkit penyakit. Namun, apakah Anda yakin dengan memberi probiotik kepada bayi, sudah bisa menyelesaikan masalah?

Apa itu probiotik?

Probiotik adalah istilah yang digunakan pada mikroorganisme hidup yang dapat memberikan efek baik atau kesehatan pada organisme lain, seperti bakteri asam laktat dan bifido. Beberapa orang percaya memiliki manfaat kekebalan bagi usus bila dikonsumsi. Seperti yang telah kita ketahui, baru-baru ini probiotik sering digunakan dalam makanan dan minuman yang diperkaya, seperti yoghurt, jus buah, dan susu.

Probiotik sering dianjurkan sebagai pengganti bakteri baik dalam tubuh kita di mana peran yang dilakukannya adalah mengambil antibiotik di dalam tubuh akibat suatu pengobatan. Namun, banyak peneliti telah menemukan bahwa efek yang diberikan probiotik ini hanya sementara. Dalam arti kata lain tidak permanen, di mana jika Anda berhenti mengonsumsinya, bakteri lain akan memakan habis probiotik, sehingga probiotik tak lagi berfungsi.

Amankah untuk bayi?

Tampaknya beberapa orang terlanjur percaya dengan manfaat yang diberikan probiotik terhadap bayi. Bahkan beberapa dokter telah menunjukkan jumlahnya dalam dosis yang benar. Dikarenakan peran probiotik yang dapat menyembuhkan bayi dari selulit dan colic, dan juga bermanfaat bagi bayi yang terkena antibiotik awal melalui ASI dari ibu yang memiliki infeksi.

Namun seperti halnya orang dewasa, probiotik akan bekerja dengan efek yang tidak berkepanjangan pada bayi Anda. Sehingga, jika bayi Anda sudah memiliki tubuh yang sehat, dianjurkan bagi Anda untuk tidak memberikan probiotik kepada mereka.

Bagaimana dengan bayi yang baru lahir?

Bayi yang baru lahir, akan menerima ASI dengan jumlah yang besar, di mana mereka akan menerima kekebalan alami dari ibunya. ASI pertama biasanya mengandung kolostrum, yang berisi komponen-komponen bioaktif sebagai faktor pertumbuhan dan antimikroba. Biasanya seorang ibu akan memberi kolostrum dalam proses menyusui bayi dalam 3-5 hari pertama. Cairan kolostrum berwarna kekuningan dan sedikit kental yang mengandung antibodi yang disebut immunoglobulin. Zat ini merupakan komponen utama sistem kekebalan tubuh yang akan membantu bayi Anda untuk melawan infeksi.

Kolostrum sangat kaya akan protein, vitamin A dan natrium klorida. Sehingga kolostrum benar-benar dipercaya memberi awal mula yang baik bagi bayi Anda dalam mengembangkan sistem pencernaan bayi yang belum matang. Jika bayi Anda lahir prematur atau mengonsumsi minuman dengan formula di botol maka ia cenderung telah mengurangi tingkat bifidobacteria pada ususnya dibanding dengan bayi yang mengonsumsi ASI. Memang, hal ini tidak terlalu bermasalah baginya, namun kini beberapa peneliti menemukan, bahwa bayi baru lahir yang langsung mengonsumsi susu formula dapat mengurangi manfaat probiotik alami di dalam tubuhnya.

Probiotik untuk mengobati penyakit pada bayi

Ada banyak kontroversi yang hingga kini masih berlanjut mengenai apakah probiotik dapat membantu penyakit pada usus yang dialami bayi, seperti diare dan sembelit dan kolik. Seorang ilmuwan, Henry Tissier, peneliti Bifidobacteria pertama kali. Tissier menemukan bahwa bifido lebih dominan terdapat dalam usus bayi yang mengonsumsi ASI, dan ia mengetahui manfaat yang terkandung dalam bifido sebagai obat diare bagi seorang bayi. Sementara itu, studi baru lainnya telah menemukan temuan yang sama dan meyakini bahwa probiotik dapat bermanfaat bagi bayi dengan gejala gastrointestinal akut.

Perlu Anda ketahui, bahwa probiotik tidak memiliki manfaat lebih selain mengobati penyakit diare akut dan virus perut lainnya bagi bayi Anda. Konsultasikanlah kesehatan bayi pada dokter Anda.



Artikel Terkait