
Konflik yang terjadi pada orangtua umumnya bisa mempengaruhi kondisi bayi. Studi menunjukkan orangtua yang bertengkar bisa membuat bayi kehilangan waktu tidurnya.
"Kita tahu bahwa masalah perkawinan bisa berdampak pada fungsi anak, dan tidur adalah masalah besar yang harus dihadapi oleh orangtua," ujar Jenae M Neiderhiser, selaku profesor psikologi dari Penn State, seperti dikutip dari ScienceDaily, Rabu (3/8/2011).
Neiderhiser dan rekan menemukan pola tidur yang buruk dari anak usia 9-18 bulan dipengaruhi oleh konflik dalam pernikahan orangtuanya, dan gangguan tidur adalah salah satu masalah yang paling sering dilaporkan oleh orangtua.
Dalam studi sebelumnya telah ditunjukkan hubungan antara masalah pernikahan dan anak kesulitan tidur. Ternyata kondisi juga bisa terjadi pada anak adopsi yang mana tidak ada faktor genetik dari orangtua dalam diri si anak, tapi berfokus pada faktor-faktor lingkungan.
"Sangat penting untuk memahami bagaimana orangtua berperan dalam hal ini, stres yang ada dalam keluarga bisa berdampak buruk bagi anak yaitu membuat anak kehilangan waktu tidurnya," ujar Neiderhiser.
Studi ini melibatkan 357 pasangan orangtua angkat yang menilai kebiasaannya, emosi serta perilaku anak-anaknya. Para orangtua diwawancara saat anaknya berusia 9 bulan dan 18 bulan.
Para peneliti menemukan anak berusia 9 bulan lebih cenderung memiliki masalah tidur dibandingkan dengan anak usia 18 bulan. Hasil studi ini dilaporkan dalam edisi terbaru Child Develoment.
"Kita tahu bahwa pola tidur bayi sangat penting dalam proses perkembangannya, karena itu jika gangguan pola tidur ini terjadi dari waktu ke waktu maka bisa menimbulkan masalah di kemudian hari," ungkapnya.